Senin, 27 September 2010

PREVIEW : Wall Street "Money Never Sleeps" (2010)





"It's not about the money,it's about the game." - Gordon Gekko

Shia LaBeouf bakal kambali menghibur kita, bukan lewat tontonan robot-robotan ala transformer, tapi lewat film yang temanya agak sedikit berat. The game of money. (OMG, denger kata-kata game&money di satu kalimat mengingatkan saya tentang mata kuliah investasi derivatif.cape deh!!). Shia LaBeouf akan beradu akting dengan aktor kawakan Michael Douglas yang berperan sebagai Gordon Gekko, seorang pialang saham handal.


Film Wall Street : Money Never Sleeps merupakan sekuel dari film tahun 1987berjudul Wall Street. Dalam peran sebagai Gordon Gekko saat itulah ia berhasil manyabet piala oscar di tahun 1988. Well, 23 tahun merupakan waktu yang benar2 lama untuk sebuah sekuel, moga-moga penampilan di versi yang baru ini Douglas bisa memuaskan penonton.
Dalam film ini, dikisahkan Gekko yang telah keluar dari penjara dan menyadari bahwa ia telah kehilangan segalanya. Harta, relasi, keluarga dan reputasi besarnya di jaman dulu. Tapi Gordon dalah pria cerdas dan ambisius, ia berusaha merebut hidupnya kembali. Gordon sadar, ia juga harus memperbaiki hubungannya dengan Winnie (Carrey Mulligan) ,anak perempuannya. Namun ternyata Winnie tidak bisa memaafkan kesalahan yang dilakukan ayahnya terhadap keluarga di masa lalu. Sementara itu, pacar Winnie, Jacob (Shia LaBeouf) adalah seorang broker saham pemula. Jacob sendiri membutuhkan bantuan orang seperti Gordon untuk memecahkan sebuah misteri. Gordon yang picik kemudian mendekati Jacob, dan akhirnya mereka bekerja sama. Gordon memanfaatkan kedekatannya dengan Jacob untuk mendekati Winnie.

Winnie berusaha memperingatkan jacob tentang ayahnya. Dan tenyata keterlibatannya dengan seorang Gordon Gekko, akhirnya menyeret Jacob ke dalam masalah yang lebih besar.


Sejak film ini dikabarkan bakal dirilis, di timeline twitter saya sudah banyak yang penasaran sama film ini, terutama mereka yang setau saya belajar tentang keuangan. Tapi sebenarnya preview ini akhirnya saya tulis, karena request dari teman saya, Windy. (hehehe, thanks dude!)
Saham memang punya daya tarik tersendiri buat orang-orang finance, yang menurut saya well, it kinda tempting but a lil bit risky, dan sangat manipulatif. Liat trailer film ini juga bikin saya merinding, kalau mengingat bagaimana spekulasi-spekulasi itu 'dimainkan', betapa berharganya tiap detik bagi pialang saham, telat sedikit bisa habis sudah investasi di tangan. Dan betapa uang bisa mengubah seseorang.

Saya rasa film ini wajib ditonton. Terlebih lagi ini merupakan sekuel film kualitas Oscar. Kita lihat, apakah pesona Michael Douglas sebagai Gordon Gekko sama seksinya dengan 23 tahun lalu? Atau Shia LaBeouf bisa bikin kita 'meleleh'.

Well, kita lihat saja nanti....Saya juga sudah penasaran banget sama film ini.


Director : Oliver Stone

Casts     : Michael Douglas, Shia Labeouf, Carrey Mulligan.

Check the trailer :




wall street poster in 1987

Sabtu, 25 September 2010

Sehari Saja (a fiksimini movie) : Review


"SEHARI SAJA. Kami mengepak koper lalu berpisah di ujung jalan. Ternyata Selamanya." - Novita Poerwanto ( @LVCBV )


Kutipan fiksimini diatas, merupakan ide awal cerita film Sehari Saja ini. Menceritakan tentang sepasang suami - istri yang telah menikah selama 10 tahun. Tepat pada hari ulang tahun pernikahan yang ke 10, sang suami memberikan hadiah pernikahan kepada istrinya yaitu berlibur selama sehari penuh tanpa dirinya. Mereka pun mengepak koper, berjalan menuju 'hadiah' ulang tahun pernikahan ke sepuluh tahun mereka, dan berpisah di ujung jalan. Menikmati waktu untuk diri mereka seorang diri.
Satu hari telah berlalu, sang suami kembali ke rumah, belum ada tanda-tanda kehadiran sang istri. Sampai akhirnya, seminggu pun berlalu sejak ulang tahun pernikahan mereka yang ke 10, kekasih yang menemaninya selama 10 tahun itu tetap tak kembali.
Pada hari itu, peringatan ulang tahun pernikahan ke 10. Perpisahan di ujung jalan itu, perpisahan selama satu hari, ternyata berlangsung untuk selamanya.

Film ini, walaupun cuma 3 menitan tapi dalem banget. Dari versi fiksimininya udah keliatan kalo ada perpisahan yang tak terduga. Baca versi cerita pendeknya (also written by @LVCBC ), tambah bikin miris. Nonton filmnya, waspada bikin mewek. Terutama adegan dimana sang suami pada akhirnya menyadari bahwa istri tercintanya memilih untuk tak kembali, dalam frustasi kehilangan yang begitu dalam, sambil memegang cincin pernikahannya ia masih bisa tersenyum. Ikhlas. Merelakan kekasihnya pergi, karena percaya bahwa perpisahan selamanya yang menjadi pilihan istrinya adalah yang terbaik. Mengikhlaskan cinta pergi, demi cinta. Pada akhirnya, penonton yang sakit hati.
Saya suka akting pemainnya, yang walaupun tanpa dialog tapi ekspresinya dalam dan mampu menggambarkan cerita. Didukung dengan musik yg pas. Sinematografi nya juga ok, simple, detail dan dramatis. Two thumbs up buat Melia Livita, yang sudah jadi sutradara sekaligus editor di film ini. Juga buat Novita Poerwanto yang empunya ide cerita dan bikin scriptnya. Well, kalau mau bikin film bagus gak perlu banyak2an efek kan? Cukup dengan script yang  bagus, angle pengambilan gambar yang ok, sedikit idealisme dan kekompakan kru pasti hasilnya oke! Good job!!

Director : Melia Livita
Casts     : Diaz Ananda, Fardani Anissa.

My Rate : It's a must see!!!
                (silahkan nonton filmnya di bag bawah review ini)

Sehari Saja (a film by Fiksimini Surabaya)

Kamis, 23 September 2010

Resident Evil "After Life" (2010) : Review



"The Umbrella Corporation feel safe, they feel secure. They're wrong."

Alice is back!!! bersama dengan saudara kloningannya, Alice mencoba meruntuhkan Umbrella Corporation. But as we know it, the company is just too big. Saat Alice and sisters hampir meruntuhkan dan membunuh seluruh Umbrella Corporation Jepang, ternyata sang pimpinan (Wesker) kabur dengan pesawat dan meledakkan base-nya beserta Alice kloningan yang masih berada di dalam perusahaan. Tapi Alice gak semudah itu dikalahkan, walau kloningan sudah hancur kena bom, Alice yang asli berhasil menyelundup ke dalam pesawat. Pertarungan di atas pesawat dimulai, dan Alice mendapat serangan suntikan penetralisir virus-T yang membuat kekuatan specialnya hilang. Terlalu nafsu meladeni Alice, Wesker lupa mengendalikan pesawat dan pesawat jatuh dan meledak di pegunungan. Alice selamat! (saya gak heran,,krn masih ada sekuel selanjutnya).
Alice pun memulai kembali perjalanannya menuju Arcadia, sebuah kota kecil di Alaska yang terbebas dari penularan virus T, seorang diri. Dengan pesawat kecil, ia sampai di Alaska, di koordinat Arcadia yang ia ketahui, tapi ternyata disana hanya ada pulau kosong tak berpenghuni, hanya terlihat puluhan bangkai pesawat dan helikopter tua yang ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Saat Alice mulai putus asa, dan bertanya tanya apakah dia satu2nya yang selamat dari virus tiba2 ia dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang ternyata teman lamanya, Claire, yang mengalami amnesia.
Mereka kemudian meneruskan perjalanan bersama-sama, mencari 'tempat yang dijanjikan' dalam frekuensi radio yang selalu mengudara. Sampai akhirnya mereka sampai di LA, dimana kota telah hangus porak poranda, seperti baru saja dibakar, kota penuh bangkai bangunan yang masih berasap dan bahkan beberapa masih terlihat bara apinya. Di LA, Alice menemukan sebuah gedung penjara yang ternyata masih dihuni oleh beberapa manusia yang selamat dari penularan virus T. Dari mereka itulah Alice mengetahui keberadaan Arcadia, yang ternyata adalah sebuah kapal penyelamat. Bersama dengan orang-orang tersisa itu, Alice mencari jalan menuju Arcadia bersama-sama. Walaupun banyak hambatan dan sempat mendapat serbuan zombie yang berhasil menyelinap masuk ke dalam penjara serta kemunculan mendadak moster Axeman yang entah muncul dari mana, Alice dan beberapa orang yang 'tersisa' berhasil sampai ke Arcadia. Dan, begitulah... sisanya nonton sendiri saja. :D

Film ini,,,tidak sebagus film pendahulunya. Banyak sekali adegan gak penting yang membuat film ini terasa lamaaaaaaaaa dan sukses bikin saya bbm-an dan ngecek timeline twitter sesekali selama menonton film. Cerita RE-After life ini kurang kuat, sepertinya nih, seakan-akan Paul Anderson (sang sutradara) terlalu ngebet mengejar efek action yang kuat untuk ditampilkan ke dalam format 3D, akhirnya lupa untuk fokus kepada jalan cerita. Terutama adegan 'pesawat jatuh di pegunungan' yang slow motion itu, ah salah ding no motion (atau apalah itu istilahnya), emang penting banget ya? *sigh*. Saya dan teman-teman sempat ketawa dan melongo nonton adegan itu, dan gak cuma kita aja donk beberapa orang di sekitar kita juga ketawa. Sempet denger juga, di depan saya ada yang bilang "heh?" Wow, RE bisa dibikin komedi juga,.*barutau*
Oh iya, kemunculan si raksasa Axeman., yang walaupun menurut saya kalau gak ada pun gak akan terlalu mempengaruhi cerita, tapi lumayan menghiburlah. Kalau emang misalnya mengedepankan efek, kenapa justru adegan pertarungannya kurang greget? Oh iya, film ini juga niru adegan action ala The matrix (dan justru membuat semuanya menjadi lebih buruk). haissshh.... no comment lah. Untungnya di film ini ada kemunculan Wentworh Miller, yang ganteng banget dan lumayan menghibur saya. *dasar cewek* (hohoho).

Well, saya bukan penggemar berat Resident Evil, tapi seenggaknya di 3 film sebelumnya (terutama 1&2) saya masih bisa menikmati filmnya. Yang satu ini,...*sigh*. Saran saya nih, kalau mau bikin film dengan kualitas seperti 'RE-AfterLife' ini lagi, made it to 4G, sekalian bikin movie game, kasih penontonnya senapan biar berasa ada di film terus bisa ikut2an ngebantuin Alice nembak zombie. Jadi penonton fokus sama urusan tembak2 menembak dan gak perlu pusing atau kecewa sama jalan cerita yang so-so seperti ini. Resident Evil termasuk film yang reputasinya lumayan bagus di mata penonton, tapi mungkin enggak untuk versi yang keempat ini.
Untung saya gak tergiur nonton versi 3G-nya, buang2 duit namanya kalo cerita filmnya gitu2 doank. Padahal hampir aja, untung teman2 saya menyelamatkan saya. Kan lumayan duitnya buat makan di Bentoya, *eh?. (maaf, lagi ketagihan berat, hhehehe). #ditampartimbangan *diet gagal kok terus*
hahahaha, sudah ah reviewnya, soalnya kok saya jadi antagonis gini reviewnya. Tapi karena saya yakin banyak yang udah nonton RE sebelumnya, yang ini juga harus dinonton donk!! but don't do any high expectation about this movie. See u on cinema! don't forget to buy yourself popcorn and cokes. (lumayan buat tembak2an) *eh?

Director : Paul W.S Anderson
Casts     : Milla Jovovich, Ali Larter, Wentworth Miller, Shawn Roberts.

My Rate :
1.    It’s a must see!!
2.    Film ini seruu..
3.   Lumayan deh buat weekend.
4.    Pinjem dvd-nya aja.
5.    Mending tunggu filmnya maen di tv.
ini saya kasih bocoran scene-nya (buat yg blm nonton):
guantengnyaaa...*my heart is melting*
run Alice..Run.. (omg, did i just make it sounded like Forrest gump? #toyor)
this is it!! the giant axeman. serem bener dah!

Selasa, 21 September 2010

Letters To Juliet (2010) : Review



"I am madly, truly, deeply, passionately in love with you"


Sophie adalah seorang pemeriksa fakta di harian terkenal New Yorker, karirnya sangat bagus walaupun sebenarnya passionnya adalah menjadi seorang penulis. Sophie bertunangan dengan Victor, seorang chef masakan Italia yang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan pembukaan restoran barunya di New York. Dalam waktu dekat rencananya mereka akan melangsungkan pernikahan, namun karena kesibukan karir masing-masing maka liburan bulan madu yang seharusnya dilaksanakan setelah menikah justru dilakukan sebelum pernikahan, a pre honeymoon.
Sophie pun mengambil cuti pre honeymoon-nya dan berangkat ke Verona, Itali bersama Victor. Pada awalnya Sophie berharap perjalanan liburannya kali ini akan menjadi perjalanan yang romantis, tapi ternyaa Victor justru terlalu sibuk dengan calon supplier untuk restoran barunya sehingga melupakan rancana-rancana perjalanan yang telah disusun Sophie. Sampai pada suatu hari, Sophie berkunjung ke rumah Juliet dan melihat puluhan wanita menulis selembar surat kepada Juliet tentang kisah cintanya dan menempelkannya dinding rumah Juliet. Dari tempat itulah, Juliet bertemu dengan sekelompok wanita yang menamakan diri mereka ‘Sekertaris Juliet’ yang bertugas membalas semua surat cinta yang ditujukan untuk Juliet. Suatu hari Sophie menemukan surat yang ditujukan untuk Juliet terselip di antara batu bata dinding yang ditulis 50 tahun lalu, dari seorang gadis Inggris bernama Claire yang menceritakan tentang cinta sejatinya bernama Lorenzo. Penasaran dengan surat berusia 50 tahun itu, Sophie pun membalas surat tersebut kepada Claire. Dan secara mengejutkan, Claire bersama cucunya Charlie datang ke Verona dan bertemu dengan Sophie. Berkat surat balasan dari Sophie, Claire berniat menemui cinta lamanya yang ditinggalkannya 50 tahun lalu. Sophie pun ikut bergabung bersama Claire dan Charlie untuk menemukan Lorenzo, dan memutuskan bahwa kisah Claire ini akan menjadi bahan tulisan pertamanya untuk New Yorker.

Film ini secara keseluruhan sebenarnya cukup menarik, apalagi mengambil setting di Verona yang terkenal dengan kisah cintanya. Ide cerita juga cukup menarik, dan banyak hal yang sebenarnya bisa dieksplore dari film ini. Sayangnya, untuk film bergenre romance yang menceritakan tentang pertemuan cinta sejati, menurut saya film ini kurang dapat menunjukkan passion of love-nya  terutama pada bagian dialog dan labih cenderung berputar-putar di sekitar acara jalan-jalan Sophie, Claire dan Charlie. Sayang banget, banyak passioon yang sebenarnya bisa ditunjukkan di film ini, Sophie yang ragu dengan tunangannya dan keinginan dia yang besar untuk menjadi penulis, atau mungkin justru karena terlalu banyak itu jadi agak bingung dengan pembawaan cerita. Too much sight seeing maybe, tapi sayang juga kalau pemandangan vintage ala Italia dilewatkan begitu saja, hehehe. (nah loh..jadi labil kan gw :D). Menonton film ini juga cukup bisa membuat saya tertawa, terutama di bagian-bagian saat Claire menemui Lorenzo Bartollini yang salah. Kelihatan banget kekonyolan khas Italia, yang sok romantis, sudah tua tapi masih suka flirt sana sini, hadeeh. Amanda Seyfried tampil sangat cantik disini, wardrobe fashionnya juga keren, simple tapi lucu. Tapi yang paling bikin saya kagum justru adalah Vanessa Redgrave yang walaupun sudah tua tapi masih keliatan cantik, pas banget untuk jadi pemeran Claire. Gael Garcia Bernal, pemeran Victor juga sudah ok, very italiano. Sayangnya kharisma khas pria British kurang sukses ditampilkan oleh Christoper Egan. Too bad, since i always love British guy. hahaha

Overall, film ini masih bisa dibilang lumayan baguslah. Bisa bikin penontonnya terhibur, dan ceritanya juga lumayan inspiratif. Favorit saya di film ini adalah tagline “Cold as fish..”, yang menggambarkan kalau pria British itu cenderung dingin. Hey, karena @nicsap itu dingin makanya saya ngefans *eh? (mulai ngelantur). Kalau cewek mungkin akan berpikir, asik juga jadi Sophie bisa menjadi saksi mata kisah cinta sejati puluhan tahun, plus dapet bonus cowok ganteng. hahaha. Dah dulu ah reviewnya sebelum saya membacot lagi disini. Sempetin nonton film ini yaa... ;)
Director : Gary Winick.
Casts     : Amanda Seyfried, Christoper Egan, Vanessa Redgrave, Gael Garcia Bernal.
My Rate :
1.    It’s a must see!!
2.    Film ini seruu..
3.   Lumayan deh buat weekend.
4.    Pinjem dvd-nya aja.
5.    Mending tunggu filmnya maen di tv.

Sabtu, 11 September 2010

Sang Pencerah (2010)


"Tugas manusia di dunia adalah menjadi khalifah : pemimpin untuk dirinya sendiri"

Pada abad ke 19, kehidupan islam di Jogjakarta mengarah kepada bi'dah. Selain itu rakyat kecil hidup di dalam lingkaran kemiskinan dan kebodohan dan ditambah lagi dengan adanya sistem kerja paksa oleh kolonial Belanda. Sementara itu pihak bangsawan justru termakan politik Belanda, semakin mendekatkan diri kpd Belanda dan memisahkan jurang antara kaum priyayi dan rakyat. Para pemuka agama Islam pun tak dapat berbuat banyak, terlebih lagi banyak diantara mereka terbuai kpd kekuasaan yang diberikan pihak keraton.

Pada usia 15th, muh darwis (iksan), ingin menunaikan ibadah haji dan ingin memperdalam ajaran agama islam di mekkah, dengan harapan sekembalinya dari Mekkah ia dapat membawa perubahan kepada masyarakatnya. 5 Tahun kemudian ia kembali ke Jogja dan mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan (Lukman Sardi). Dan ia pun diangkat menjadi khatib masid besar Kauman oleh keraton.

Ajaran Hj.Ahmad Dahlan membawa kontroversi di kalangan ulama besar, krn dianggap terlalu modern dan melenceng dari nilai yg biasa dianut masyarakat setempat. Salah satu perubahan terbesar yg dibawa oleh beliau adalah memperbaiki posisi Kiblat yg salah dan mendapat tentangan besar dari ulama2 besar lainnya. Bahkan langgar tempat beliau mengajar agama sempat dihancurkan dan dituduh sebagai kafir. Peristiwa menyakitkan itu sempat membuat beliau putus asa, namun dengan dukungan orang2 terdekatnya beliau akhirnya bangkit dan tetap meneruskan perjuangannya.

KH.Ahmad Dahlan kemudian menyatakan mundur dr kepengurusan Masjid Besar. Bersama para murid setianya, ia meneruskan syiar agama. Beliau juga mendekatkan diri kpd perkumpulan Boedi Oetomo untuk bersama-sama memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Beliau bahkan berhasil memasukkan ajaran agama Islam ke dalam kurikulum sekolah Belanda. Bersama para muridnya, Ahmad Dahlan mendirikan sekolah Islam modern pertama di Jogjakarta. Dan dengan bantuan Boedi Oetomo, beliau mendirikan organisasi Islam bernama Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan dan kemanusiaan. Secara perlahan, dengan kegigihan dan keteguhan hati beliau, ajarannya mulai dapat diterima oleh masyarakat bahkan pada akhirnya mendapat pengakuan dari para Ulama besar.

Jalan cerita film ini sangat bagus. Menceritakan sejarah dengan kilasan cerita yang ringkas tapi tetap sesuai dengan porsinya, tanpa mengurangi makna cerita dan syiar agama. Film ini menyampaikan perjuangan dan syiar agama tanpa ada kesan menggurui ataupun menyudutkan pihak tertentu sehingga cocok untuk ditonton siapa saja bahkan bagi mereka yang non muslim atau non muhammadiyah.
Secara pribadi, film ini tidak hanya sekedar menghibur, bahkan bisa dikatakan membuka mata saya tentang banyak hal. Agama, kemanusiaan dan tentang keteguhan hati.
Dengan plot cerita yang baik, pembawaan cerita yang menarik, musik yang juga sangat bagus dan sesuai, serta didukung pula oleh akting pemain-pemainya yang maksimal (exclude ZaskiaAdyaMecca, i never like the way she acts. No offense! =D) maka menurut Saya film garapan Hanung Bramantyo ini manjadi film yang wajib ditonton dan merupakan salah satu film indonesia terbaik. So, don't waste your time, just go to the movie and feel the excitement and get the valuable life lessons.

Director : Hanung Bramantyo

Casts : Lukman Sardi, Slamet Raharjo, Ikranegara, Giring Nidji, Mario, Zaskia, Dennis Adhiswara.

My Rate :
1.It's a must see!!! ♥
2.Film ini seruu..
3.Lumayan deh buat weekend.
4.Pinjem dvd-nya aja.
5.Mending tunggu filmnya maen di tv.

PS: so sorry for lack of writing review. Krn gw nulisnya lwt blackberry, jadi gak bisa diedit banyak fontnya dan bahkan gw gak bisa insert picture. Gambarnya nyusul ya.
 

Blog Template by YummyLolly.com